Sudah sekian lama kami hunting rumah, tepatnya dari tahun 2009, kami yakin bahwa itu semua diawali dari Mimpi, hampir disetiap kesempatan di tahun 2009, kami survei rumah dijual yang kami liat dari iklan di koran, internet atau perumahan yg berada di sekitar daerah kami, meski kadang kami berfikir uangnya dari mana yah untuk beli rumah, untuk DP saja kami belum punya, kami termotivasi tulisan di internet yg menyebutkan KPR tanpa DP (cukup itu yg meng"inspirasi"kami untuk mewujudkan mimpi mempunyai Rumah), dan kami yakin hukum dari MENCARI adalah MENEMUKAN.
Akhirnya Februari 2010 kami ditemukan oleh seorang pengembang perorangan yang biasa membangun rumah skala kecil jumlahnya, kita bertemu dan akhirnya kami membicarakan perihal pembangunan rumah, sepulang setelah pertemuan, kita berdua bertanya-tanya, wah DPnya dari mana yah, karena DP yg dipersyaratkan adalah 35 juta, selang beberapa minggu Alhamdulillah ada tawaran pinjaman di Bank tempat orangtua/mertua mengambil pensiun (tentunya pinjam atas nama mertua saya) sebanyak 10juta dan meminjam di Bank Pensiun tentunya tidak bisa banyak-banyak mengingat usia mertua dan golongan pensiunnya, dan tentunya DP yang diminta masih kurang, wah gimana yah , berpikir keras kita waktu itu, akhirnya aku coba memberanikan diri bertanya kepada pimpinan dikantor tempatku bekerja ttg pinjaman, alhamdulillah ada dan akhirnya Pimpinan menyetujui pinjaman kami sebesar 25 juta dengan angsuran selama 5 tahun, wah girangnya kami berdua DP sudah ditangan, namun setalah mendapatkan uang DP ternyata masalah tidak lepas hanya disitu saja, rumah yang kami inginkan sudah laku, wah memang bukan rejeki kita mungkin (pikir kita waktu itu) dan banyak orang bilang memiliki rumah itu rejeki-rejekian jadi kalau sudah laku berarti bukan rejeki kita dan yang terpenting terus tetap mencari.
beberapa kali survei rumah belum ada yg cocok juga, hingga suatu saat pengembang itu menghubungi kami bahwa ada tanah/lokasi yg akah di bangun beberapa rumah olehnya, kami survey dan setelah kami timbang-timbang kurang-lebihnya kami akhirnya mengambil 1 kavling dan bangunan seharga 180juta, namun kami bertanya-tanya kembali bagaimana dengan pengajuan KPRnya ke Bank, Apakah akan disetujui, hal ini dikarenakan Bank hanya meng ACC jumlah kredit yang angsurannya 1/3 dari gaji yang kami dapat, padahal gaji kami sudah ada potongan lainnya belum lagi ditambah kewajiban membayar pinjaman untuk DP yang kami pinjam dari mertua (Pensiunnya) dan Kantor.
Sebenarnya pengembang menawarkan untuk KPRnya melalui dia saja, namun karena kami ingin KPRnya via Bank Syariah maka kami memutuskan untuk mencoba mengajukan KPR via Bank Syariah, berpikir kami bagaimana menyiasati potongan gaji kami yang sudah berjalan, akhirnya kami coba meminta kepada bagian keuangan (bagian penggajian) agar gaji kami ditransfer secara penuh ke rekening kami dan membayar cicilan hutang dengan cara cash, alhamdulillah bagian keuangan tempat kami bekerja menyetujuinya, hal ini kami maksudkan agar dibuku tabungan bank tercetak transferan gajinya penuh seolah tidak ada potongan, ini sangat berguna mengingat salah satu persyaratan pengajuan KPR ke bank adalah FC rekening bank, begitu juga dengan slip (struk) gaji yang dikeluarkan oleh bag.keuangan terlihat mendapatkan gaji penuh tanpa ada potongan sehingga slip/struk gaji sama jumlahnya dengan yg tercetak pada rekening bank (banyak orang yg saya temui memanipulasi slip gaji dengan gaji besar tetapi tidak sesuai dengan yang tercetak pada rekening bank transferannya).
masih ada satu permasalahan lagi yaitu biaya Administrasi yang termasuk (Asuransi Jiwa dan kebakaran, Pajak Jual beli dan biaya Notaris) yang besarnya lumayan juga sekitar 5 persen dari toral pembiayaan (kalau pembiayaan yg diajukan 155 juta berarti sekitar 7-8 juta) yg mesti disiapkan, akhirnya kami memutuskan untuk meng-upgrade harga jual rumah dengan bekerjasama dengan pengembang untuk membuat surat penawaran rumah dinaikkan 10-12 juta dari harga rumah)
Akhirnya setelah persyaratan lengkap yaitu : FC KTP (Suami-Istri), FC Surat Nikah, FC Kartu Keluarga, Slip Gaji (suami-istri) asli, FC Rekening Bank (suami-istri), FC Sertfifikat tanah, Surat Penawaran dan RAB dari pengembang, dll kami ajukan ke Bank.
Beberapa hari setelah pengajuan kredit, pihak bank memberitahukan bahwa pengajuan kredit tidak lolos BI checking karena dahulu istri saya tercatat pernah menunggak angsuran kredit rumah yang dulu pernah dia Over kredit kepada teman kerjanya, kami coba jelaskan kepada pihak bank bahwa rumah itu sudah diover kredit dan KPRnya sudah lunas sebelum masa waktunya, akhirnya bank meminta kita untuk mengurus surat keterangan dari bank pemberi kredit waktu itu, setelah kami urus kami serahkan surat itu ke bank.
Selang 2 minggu akhirnya kami mendapatkan jawaban dari bank dengan dikeluarkan SKP (Surat Keputusan Pembiayaan) dan Alhamdulillah KPR yang kami ajukan disetujui semua...terimakasih ya Allah...
Begitulah cerita KPR tanpa DP kami, yang kami simpulkan bahwa kami membeli rumah bermodal NEKAD dan TEKAD, tanpa ada persiapan tabungan seperserpun, semuanya Pinjaman (bukannya kami bangga beli rumah dengan kredit) tetapi kondisi kami yang tidak memungkinkan untuk beli cash dan yang pasti kami sangat bersyukur kami diberikan kesempatan memliki rumah karena dikala orang susah mencari rumah impiannya tetapi kami dipermudah oleh Allah SWT..
tentunya masih banyak cerita KPR tanpa DP, cerita bagaimana menyiasati KPR, semoga tulisan ini meberikan inspirasi dalam mewujudkan Impian anda mempunyai rumah.
Akhirnya Februari 2010 kami ditemukan oleh seorang pengembang perorangan yang biasa membangun rumah skala kecil jumlahnya, kita bertemu dan akhirnya kami membicarakan perihal pembangunan rumah, sepulang setelah pertemuan, kita berdua bertanya-tanya, wah DPnya dari mana yah, karena DP yg dipersyaratkan adalah 35 juta, selang beberapa minggu Alhamdulillah ada tawaran pinjaman di Bank tempat orangtua/mertua mengambil pensiun (tentunya pinjam atas nama mertua saya) sebanyak 10juta dan meminjam di Bank Pensiun tentunya tidak bisa banyak-banyak mengingat usia mertua dan golongan pensiunnya, dan tentunya DP yang diminta masih kurang, wah gimana yah , berpikir keras kita waktu itu, akhirnya aku coba memberanikan diri bertanya kepada pimpinan dikantor tempatku bekerja ttg pinjaman, alhamdulillah ada dan akhirnya Pimpinan menyetujui pinjaman kami sebesar 25 juta dengan angsuran selama 5 tahun, wah girangnya kami berdua DP sudah ditangan, namun setalah mendapatkan uang DP ternyata masalah tidak lepas hanya disitu saja, rumah yang kami inginkan sudah laku, wah memang bukan rejeki kita mungkin (pikir kita waktu itu) dan banyak orang bilang memiliki rumah itu rejeki-rejekian jadi kalau sudah laku berarti bukan rejeki kita dan yang terpenting terus tetap mencari.
beberapa kali survei rumah belum ada yg cocok juga, hingga suatu saat pengembang itu menghubungi kami bahwa ada tanah/lokasi yg akah di bangun beberapa rumah olehnya, kami survey dan setelah kami timbang-timbang kurang-lebihnya kami akhirnya mengambil 1 kavling dan bangunan seharga 180juta, namun kami bertanya-tanya kembali bagaimana dengan pengajuan KPRnya ke Bank, Apakah akan disetujui, hal ini dikarenakan Bank hanya meng ACC jumlah kredit yang angsurannya 1/3 dari gaji yang kami dapat, padahal gaji kami sudah ada potongan lainnya belum lagi ditambah kewajiban membayar pinjaman untuk DP yang kami pinjam dari mertua (Pensiunnya) dan Kantor.
Sebenarnya pengembang menawarkan untuk KPRnya melalui dia saja, namun karena kami ingin KPRnya via Bank Syariah maka kami memutuskan untuk mencoba mengajukan KPR via Bank Syariah, berpikir kami bagaimana menyiasati potongan gaji kami yang sudah berjalan, akhirnya kami coba meminta kepada bagian keuangan (bagian penggajian) agar gaji kami ditransfer secara penuh ke rekening kami dan membayar cicilan hutang dengan cara cash, alhamdulillah bagian keuangan tempat kami bekerja menyetujuinya, hal ini kami maksudkan agar dibuku tabungan bank tercetak transferan gajinya penuh seolah tidak ada potongan, ini sangat berguna mengingat salah satu persyaratan pengajuan KPR ke bank adalah FC rekening bank, begitu juga dengan slip (struk) gaji yang dikeluarkan oleh bag.keuangan terlihat mendapatkan gaji penuh tanpa ada potongan sehingga slip/struk gaji sama jumlahnya dengan yg tercetak pada rekening bank (banyak orang yg saya temui memanipulasi slip gaji dengan gaji besar tetapi tidak sesuai dengan yang tercetak pada rekening bank transferannya).
masih ada satu permasalahan lagi yaitu biaya Administrasi yang termasuk (Asuransi Jiwa dan kebakaran, Pajak Jual beli dan biaya Notaris) yang besarnya lumayan juga sekitar 5 persen dari toral pembiayaan (kalau pembiayaan yg diajukan 155 juta berarti sekitar 7-8 juta) yg mesti disiapkan, akhirnya kami memutuskan untuk meng-upgrade harga jual rumah dengan bekerjasama dengan pengembang untuk membuat surat penawaran rumah dinaikkan 10-12 juta dari harga rumah)
Akhirnya setelah persyaratan lengkap yaitu : FC KTP (Suami-Istri), FC Surat Nikah, FC Kartu Keluarga, Slip Gaji (suami-istri) asli, FC Rekening Bank (suami-istri), FC Sertfifikat tanah, Surat Penawaran dan RAB dari pengembang, dll kami ajukan ke Bank.
Beberapa hari setelah pengajuan kredit, pihak bank memberitahukan bahwa pengajuan kredit tidak lolos BI checking karena dahulu istri saya tercatat pernah menunggak angsuran kredit rumah yang dulu pernah dia Over kredit kepada teman kerjanya, kami coba jelaskan kepada pihak bank bahwa rumah itu sudah diover kredit dan KPRnya sudah lunas sebelum masa waktunya, akhirnya bank meminta kita untuk mengurus surat keterangan dari bank pemberi kredit waktu itu, setelah kami urus kami serahkan surat itu ke bank.
Selang 2 minggu akhirnya kami mendapatkan jawaban dari bank dengan dikeluarkan SKP (Surat Keputusan Pembiayaan) dan Alhamdulillah KPR yang kami ajukan disetujui semua...terimakasih ya Allah...
Begitulah cerita KPR tanpa DP kami, yang kami simpulkan bahwa kami membeli rumah bermodal NEKAD dan TEKAD, tanpa ada persiapan tabungan seperserpun, semuanya Pinjaman (bukannya kami bangga beli rumah dengan kredit) tetapi kondisi kami yang tidak memungkinkan untuk beli cash dan yang pasti kami sangat bersyukur kami diberikan kesempatan memliki rumah karena dikala orang susah mencari rumah impiannya tetapi kami dipermudah oleh Allah SWT..
tentunya masih banyak cerita KPR tanpa DP, cerita bagaimana menyiasati KPR, semoga tulisan ini meberikan inspirasi dalam mewujudkan Impian anda mempunyai rumah.
0 Comments Received
Leave A Reply